MAHAMERU MULTIMEDIA CENTER

Search This Blog

Saturday, September 13, 2014

PETA KEPEMIMPINAN PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI INDONESIA



HTY
Young Leadership
Kepemimpinan merupakan sebuah keniscayaan sejak dulu dimana pemimpin dibutuhkan untuk menjadi panutan dalam kehidupan sehingga pemimpin yang tepat tentunya memberikan peran utuk mebuat perubahan kearah yang lebih baik, pemuda adalah salah satu factor yang memiliki integritas tinggi baik sebagai agent of change, agent of social, agent of chritis, dll. Semuah hal perubahan ada ditangan pemuda atau bias dikatakan sebagai mahasiswa.
Dahulu kala Pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi kepemudaan baik PMII, HMI, KAMMI, IMM, KAHMI, GMKRI, GMNI. Sehingga mulai saat itulah pemuda termobilisasi sehingga kerusuhan pecah diseluruh Indonesia. Namun pemuda saat ini terpuruk dalam hedonism duniawi yang terlalu nyaman dengan aktivitas mereka masing-masing banyaknya kasus yang ada tidak ada satupun organisasi pemuda tergerak untuk kembali membuat gebrakan hebat dalam perubahan demokrasi di indonnesia. Lalu bagaimana langkah strategis pemuda saat ini dalam mengusung peta demokrasi di Indonesia.

Pemuda merupakan salah satu pilar dalam mengawal demokrasi di Indonesia, dalam pola pemerintahan yang ada saat ini cenderung pemimpin pemerintahan digerakkan oleh system kepartaian yang menyebabkan banyaknya kasus kolusi, korupsi dan nepoteisme. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas peran pemuda dalam proses perubahan suatu bangsa. Bukan hanya sejarah bangsa modern namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun tidak terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.
Periodisasi sejarah Indonesia modern memiliki keunikan tersendiri. Pembagian periode sejarah berdasarkan waktu itu diwarnai oleh gerakan pemuda di dalamnya. Sejarah Indonesia modern sering disebut berdasarkan periode kebangkitan nasional 1908, sumpah pemuda 1928, proklamasi kemerdekaan 1945, bangkitnya orde baru 1966 dan dimulainya orde reformasi 1998. 
            Peran pemuda dalam sejarah Indonesia sering disebut diawali oleh peristiwa kebangkitan nasional tahun 1908. Walaupun demikian sebenarnya peran pemuda telah diawali jauh sebelum itu. Hanya bentuk perannya yang berbeda. Sebelum 1908, para pemuda lebih banyak berperan dalam perjuangan secara fisik melawan penjajah namun lebih bersifat sektoral dan tidak terorganisir dalam satu wadah kesatuan.
            Berdasarkan sejarah, tonggak awal kebangkitan nasional disebutkan diawali dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo tahun 1908. Organisasi yang dimotori oleh para mahasiswa Stovia sekolah kedokteran yang didirikan Belanda untuk anak priyayi Indonesia. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan karena organisasi Budi Oetomo tidak bersifat nasional. Organisasi ini hanya ada di Jawa dan memang khusus diperuntukkan untuk orang Jawa.
            Kontroversi sejarah tersebut tidak bisa menafikan bahwa sejak saat itu perjuangan pemuda telah memasuki babak baru. Perjuangan melalui sarana organisasi telah dimulai. Walaupun dimulai oleh organisasi yang bersifat kedaerahan, kesadaran untuk menyatu dalam suatu bangsa sudah ada. Dipelopori oleh para mahasiswa yang disekolahkan oleh Belanda dengan kebijakan politic etis.
Saat ini sebagian pemuda Indonesia terjebak dalam romantisme historis kegemilangan peran pemuda dalam sejarah bangsa. Peristiwa atau momen bersejarah yang melibatkan pemuda di dalamnya diperingati dan dijadikan bahan pembicaraan tanpa tahu harus melakukan apa. Sementara itu, sebagian pemuda lainnya terjebak dalam kenikmatan surga dunia. Kemewahan, kesenangan, pesta dan hura-hura menjadi keseharian mereka. Tanpa pernah peduli dengan kondisi bangsa.
dalam benak masyarakat dimana pemuda saat ini?, apakah pisau mereka sudah tumpul karena kenikmatan yang saat ini mereka dapatkan. Dalam satu sisi mereka berada dipersimpangan jalan, banyaknya tugas kuliah/sekolah, banyaknya hiburan yang lebih menyenangkan, dalam hal ini banyak keraguan yang ditujukan kepada pemuda saat ini.
Berikut problematika pemuda saat ini :
1.      Pemuda yang saat ini sekolah dibebankan tugas sekolah dan larangan dalam mengikuti organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik.
2.      Pemuda yang saat ini kuliah terlalu nyaman dengan aktifitas mereka dari pacaran, hiburan, tugas, game, dan lain sebagainya.
3.      Pemuda yang lebih dewasa/sudah bekerja dibebankan akan tugas kerja dan aktifiitas mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4.      Generasi tua hampir sama mengejar kebahagian hidup dimasa terakhir meraka.
Lalu dimana masyarakat harus mengadu?, banyak hal yang perlu diluruskan diantaranya mengubah kembali paradigma dan pola pikir pemuda dan masyarakat bahwa pemuda memiliki peran sangat besar dari mereka menjadi calon pemimpin masa depan, pemuda memiliki integritas dan pikiran yang murni untuk membuat gerakan perubahan yang sangat strategis. Banyaknya kasus yang menyeret anggota legeslatif, pemimpin daerah, kementrian, bahkan pejabat birokrasi perpajakan, keuangan, kehakiman, mahkamah agung hamper semua lini telah terrasuki racun kerusakan korupsi. Dan kembali lagi pemuda, masyarakat dan kaum penggerak hanya menjadi penonton dalam panggung sandiwara elit politik negeri ini.
Pemuda harus menjadi aktor dalam proses pengambilan kebijakan. Menurut Birkland (2001) aktor dalam proses pengambilan kebijakan terbagi dua kategori yaitu official dan unofficial actors. Official actors adalah mereka yang terlibat dalam proses pengambilan kebijakan publik melalui status atau kewajiban konstitusionalnya. Mereka memiliki kekuasaan untuk membuat dan menjalankan kebijakan. Pihak yang termasuk dalam official actors adalah lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Oleh karena itu, pemuda saat ini harus masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dengan cara menjadi bagian dari ketiga lembaga tersebut. Sebagian aktifis pemuda telah masuk dalam legislatif dengan cara membentuk partai politik sendiri atau masuk melalui partai politik yang sudah ada sebelumnya. Bukan hal yang tak mungkin juga jika pemuda memasuki lembaga eksekutif. Bahkan jika perlu menjadi presiden. Pemilihan presiden secara langsung menjadikan kesempatan pemuda untuk memimpin bangsa ini adalah sebuah hal mungkin. Semantara itu, unofficial actors adalah mereka yang berperan dalam proses pengambilan kebijakan tanpa kewenangan atau tugas secara hukum sebagai hak berpartisipasi dalam demokrasi. Mereka yang termasuk dalam unofficial actors adalah partai politik, kelompok kepentingan (interest group), media massa, organisasi riset dan warga negara sebagai individu. Peran mereka dalam pengambilan kebijakan lebih bersifat tidak langsung.
Partai politik selain sebagai sarana untuk mengantarkan anggotanya menjadi anggota parlemen juga bisa memiliki peran lain. Peran lain yang dimiliki partai politik adalah melalui gerakan non-parlemen. Gerakan ini bisa berupa pendidikan politik kepada masyarakat, penggalangan opini massa hingga pengerahan massa melalui demonstrasi. Gerakan non-parlemen ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan kebijakan.
Gerakan ini telah terbukti ditahun 1998 dengan pecahnya kasus semanggi dan trisakti dimana pemuda berkumpul bersatu tekad untuk menggulingkan rezim soeharto. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa pengaruh dan peran pemuda dalam demokerasi sangat dibutuhkan kembali untuk terus mengawal jalannya demokrasi di indonesia. Perlunya sosok pemuda yang ektra memiliki intergritas tinggi dan daya seorang aktifis yang besar inilah yang mendorongnya gerakan-gerakan perubahan. Mengumpulkan, mengorganisasi dan membuat langkah-langkah strategis dalam peta pergerakan baru ditahun 2014 mendatang. Media massa dan elektronik sebagai corong informasi mereka menyampaikan kepada seluruh khalayak inilah yang harus meraka lakukan  sebagai bahan informasi tentang gerakan apa saja yang mereka lakukan sehingga exsistensi pemuda dalam demokrasi tahun 1998 tidak tumpul. Seolah pemerintah tahu bahwa rakyat indonesia mengawal pemerintah melalui gerakan pemuda. Sehingga solusi yang ditawarkan menjadi bahan referensi dalam pengambilan kebijakan pemerintahan.
Oleh karena itu, pemuda harus memiliki peran yang besar dalam media massa. Peran pemuda di bidang ini sangat penting agar mereka bisa mempengaruhi opini masyarakat. Sudah saatnya pemuda menjadi penulis, reporter, jurnalis, redaksi dan profesi lain di bidang media. Media massa harus dikuasai karena seperti yang dikatakan Alvin Toffler “siapa yang menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia”.
Pemuda bisa berperan di sini dengan mendirikan lembaga penelitian yang bertugas untuk menyiapkan konsep Indonesia baru. Konsep di bidang ekonomi, politik, pendidikan dan bidang lainnya. Lembaga ini bisa menawarkan konsepnya kepada siapapun yang akan menjadi pemimpin bangsa ini.
Saat ini masyarakat seolah ditawari kucing dalam karung dalam memilik elit politik dan pemimpin mereka dimasa medantang tanpa tahu arah, tujuan, langkah, seperti apa meraka dan apa yang mereka hasilkan saat ini dan perubahan seperti apa yang sebelumnya telah meraka lakukan. Hanya sekelomok kecil masyarakat yang peduli akan politik dinegeri ini, masyarakat dan pemuda semakin enggan untuk terus mmemantau demokrasi karena memang sistem ini dibuat oleh para elit politik saat ini. Sistem yang dibuat hanya untuk membodohi masyarakat. Sistem yang dibuat hanya untuk kepentingan sendiri dan golongan tidak berpengaruh dalam peningkatan ekonomi, pendidikan, pertanian, dan seluruh lini kehidupan bermasyarakat. Kemandulan para pemimpin inilah yang layaknya membutuhkan solusi banyak pihak untuk mengubah sistem dan cara demokerasi yang tepat bagi negara ini. Namun pemuda seyogjanya juga tidak terlalu nyaman ketika pemuda masih dalam gerakan organisasi perubahan entah gerakan HMI, PMII, HMI, HIMAKRI, IMM.. dan lain sebagainya, bersuara lantang saat masih bergelora bersemangat mengusung perubahan, namun hanya duduk diam ketika duduk dikursi parlemen.
Banyaknya kelompok-kelompok partai yang mengusung kepentingan golonganya untuk menguasai poliitik negeri ini, menjadi cambukan masyarakat tentunya bagaimana pemimpin ini dipilih, Selama itu pula pemerintah masih jalan di tempat. 10 Kinerja pemerintahan saat ini buruk alias beraport merah. :
1.         Kementerian asuhannya yang saat ini terlibat skandal korupsi. Misalnya di Kemenakertrans, Kemendiknas dan Kemenpora.
2.         Pemerintah gagal menyelesaikan karut-marut masalah TKI.
3.         Tidak bisa menyelesaikan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.
4.         Produktivitas kinerja mentrinya di KIB jilid II menurun.
5.         Proses penyelesaian kasus mafia pajak sangat tebang pilih.
6.         Pemerintah gagal mencegah lahirnya oligarki kekuasaan.
7.         Tidak selesainya kasus mega skandal Century. Kasus yang diduga melibatkan Wapres Boediono dan mantan Menkeu Sri Mulyani itu tidak jelas juntrungannya.
8.         Banyaknya kasus kekerasan berbau SARA terjadi.
9.         Tidak maksimal menyediakan pelayanan publik. Misalnya, pelayanan kesehatan dan pelayanan infrastruktur jalan.
10.     Pemerintah mengobral remisi bagi para koruptor. Ini sangat menciderai penegakan hukum.
11.     Infrastruktur yang tidak merata diseluruh lapisan masyarakat
12.     Ketidaktegasan pemerintah dalam merespon budaya Indonesia Indonesia baik batik, wayang, lagu, dan lain sebagainya.
13.     Kasus korupsi diseluruh elemen baik, TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan, Mahkamah Agung, Kementrian-kementrian. Diambil Dari kutipan citraindonesia.com 10 kementrian yang saat ini merugikan Negara antara lain :
1.      Kejaksaan Agung (Rp 5,433 triliun)
2.      Kemenkeu (Rp 5,359 triliun)
3.      Kemendikbud (Rp 3,335 triliun)
4.      Kemenkes (Rp 332,8 miliar)
5.      Kementerian ESDM (Rp 319,1 miliar)
6.      Kemenhut (Rp 163,5 miliar)
7.      Kemensos (Rp 157,8 miliar)
8.      Kementerian Agama (Rp 119,3 miliar)
9.      Kemenpora (Rp 115,4 miliar)
10.  Kemenkoinfo (Rp 102,4 miliar)
14.     Penguasan tambang dan kekayaan alam indonesia yang dikuasai asing
15.     Ketergantungan import barang dari luar negeri yang membuat masyarakat merubah pola fikir masyarakat. Dan masih bayak lagi.
Kebanyakan kasus didasari dari sistem kepartaian yang mengusung kandidat-kandidat yang tidak pantas dalam memasuki ring elit  politik yang benar-benar bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi dalam membuat perubahan demokerasi indonesia. Kelompok kepentingan atau interest groups juga memiliki peranan penting. Dye (2005) menyebutkan bahwa mereka bisa terlibat dalam memformulasikan kebijakan dan legitimasi kebijakan itu sendiri. Kelompok ini bisa mempengaruhi proses pengambilan kebijakan pemerintah melalui berbagai cara.  Diantaranya yaitu direct lobbying kepada lembaga legislatif maupun eksekutif, kampanye, proses litigasi melalui jalur hukum dengan cara class action terhadap kebijakan pemerintah dan mobilisasi masyarakat dengan cara demonstrasi atau yang lainnya untuk mempengaruhi pemerintah dan parlemen.
Bentuk kelompok kepentingan ini biasanya berupa non government organization (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Para pemuda juga bisa memberikan kontribusi terhadap proses pengambilan kebijakan dengan cara mendirikan LSM. Lembaga yang didirikan harus fokus dalam bidang tertentu agar wilayah garapannya tidak terlalu luas. Kekuatan lembaga ini adalah mereka bisa bebas bergerak tanpa sekat wilayah, budaya, agama dan sebagainya.
Dalam moment yang amat penting dalam perjalanan demokrasi bangsa indonesia ada sebuah nilai yang menjadi harapan semua fihak adanya sebuah kemajuan dari tahun-tahun mulai berjalanya ruh demokrasi di indonesia, yaitu kesadaran masyarakat akan arti demokrasi dan memaknai kesadaran politik. Disini kesadaran masyarakat akan di uji dalam menentukan masa depan bangsa. Ada hal krusial yang menjadi pertanyaan. Apakah masyarakat (rakyat) sudah faham dengan pilihan politik dan sadar akan arti demorasi di negara ini?. Jika rakyat sadar akan pilihan politik mereka pastikah sudah benar-benar yakin dengan partai atau wakilnya akan bisa membawa perubahan bagi bangsa ini dan mengantarkan mereka pada keadaan yang lebih baik dari multi sektor. Dan sadar akan demokrasi di negara ini yang tridak hanya di maknai dengan money politik dan juga iklan di media dengan janji-janji yang cukup menggiurkan. Akankah pengalaman-pengalaman politik masa lampau bisa mengatarkan rakyat ini pada pemahaman yang benar akan demokrasi dan mengantarkan semakin matangnya rakyat dalam pilihan politik.
Perlunya sebuah gerakan untuk mendidik kesadaran politik bagi masyarakat merupakan hal yang mendesak untuk segera dilakukan mengingat semakin panasnya perhelatan politik bangsa ini. Sehingga rakyat yang masih bodoh ini tidak semakin terbodohi oleh politisi-politisi busuk yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa menengok kebawah keadaan rakyat yang semakin memprihatinkan. Jangan samapi masadepan bangsa ini tergadaikan hanya dengan omong kosong, recehan rupiah dan bantuan sembako. Ataupun bingkisan alakadarnya yang tidak ada garansi sama sekali untuk kepentingan rakyat dalam jangka panjang yang memperpanjang penderitaan bangsa yang miskin ditengah ladang emas, minyak serta sumber alam lainya.
Langkah langkah strategis apa saja yang perlu segara dilakukan pemuda saat ini :
1.      Perlunya konsolidasi dan koordinasi lebih intens dengan menggagas pembentukan wacana dan opini public tentang informasi yang sedang berkembang dengan membuka forum terbuka dan diskusi antar pemuda yang hasilnya disampaikan kepublik baik dalam bentuk demo, orasi politik dan media lainnya
2.      Dibutuhkan sosok pemuda yang tangguh ulet dan kritis terhadap persoalan yang berkembang saat  ini sehingga informasi yang ada menjadi referensi kembali untuk membuat sebuah aksi gerakan
3.      Perlunya wacana pendidikan politik kepada masayarakat yang dibentuk oleh pemuda sehingga sebuah solusi bagi masyarakat bagaimana memilih pemimpin yang layak untuk memimpin pemerintahan saat ini baik didaerah maupun nasional.
4.      Pemuda aktif merepon setiap isu yang berkembang baik, isu politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya
5.      Karena system kepemimpinan di Indonesia menggunakan system kepartaian maka pemuda harus ikut serta masuk didalamnya dengan tetap berkomitmen mebut perubahan diberbagai sector yang memang membutuhkan pembenahkan. Memang sangat sulit ketika bergerak sendiri untuk membuat perubahan karena system telah dibentuk oleh elit-elit politik sebelumnya.
6.      Mengusulkan system pemilihan calon anggota legeslatif dan esekutif yang benar—benar relevan dengan pemimpin yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam sejarah dunia tak satupun gerak perubahan tidak melibatkan kaum pemuda di dalam perubahannya. Hal tersebut disebabkan tingginya resistensi kelompok ini terhadap realitas sosial yang terjadi. pemuda termasuk dalam kelompok ini sehingga setiap perubahan di negeri ini tidak luput dari keterlibatan pemuda Indonesia, yang memicu terjadinya pergerakan Pemuda dalam menyikapi fenomena sosial ini oleh Max Weber dikarenakan oleh “the ethic of absolute ends” atau nilai-nilai luhur (idealisme) yang didapatkan oleh pemuda mahasiswa yang dijadikan sebagai main stream perjuangan dalam menyikapi fenomena sosial, dari sudut pandang inilah sehingga pemuda dikatakan “ agent nilai”, juga nilai-nilai luhur itupunlah yang dijadikan orientasi pemuda dalam mengawal segala perubahan untuk sebuah proses transformasi sosial sehingga pemuda mendapatkan predikat yang tinggi damata masyarakat maupun dimata birokrasi, Maka sangat wajar jika dalam dunia pemuda sendiri, terjadi kemapanan yang berlangsung terus menerus dan cenderung mempertahankan status quo. Melihat fenomena yang dihadapi oleh Gerakan pemuda yang tidak menentu arah dan semakin kurang menariknya kelembagaan pemuda menjadi alasan yang mendasari perlunya kajian intensif dalam rangka memperjelas peran dan posisi pemuda. Karena Gerakan pemuda sebagai pendorong perubahan social selama ini dianggap mampuh namun pasca Repormasi menjadi tak menentu.
Dalam konteks pelaku perubahan, hadirnya kaum muda dalam tataran kehidupan demokrasi dan praktek politik sebagai “agent of change” dapat dimaknai sebagai berikut, yaitu:
a)      Sebagai counter elit yang secara konsisten dan persisten harus melakukan ”upaya paksa” bagi elit berkuasa agar berbuat apapun hanya demi kesejahteraan rakyat;
b)      Dilakukan berdasarkan spesialisasi keahlian yang dapat melahirkan gagasan yang fresh, breakthrough, dan memiliki leverage yang terukur dan efektif;
c)      Militansi kaum muda dalam melakukan pergerakan didasarkan pada konsolidasi demokrasi yang matang dan komplementer dengan sistem demokrasi yang berlaku dan telah diterima rakyat.
d)     Garis perjuangan tidak semata-mata berorientasi pada perebutan kekuasaan, tetapi mendorong untuk terjadinya sirkulasi elit secara reguler, sehat, fair dan jujur dengan tetap mengindahkan moral, sopan santun dan etika politik.
Perubahan yang dipelopori oleh pemuda tersebut merupakan wujud dari bersatunya pemuda karena memiliki kepentingan yang sama (common interest) yaitu untuk memajukan Indonesia. Kepentingan bersama tersebut akan semakin menjadi kekuatan yang besar jika diusung oleh pemuda yang memiliki komitmen moral yang tangguh serta tidak tergoda oleh godaan sesaat. Kontribusi pemuda dalam momentum perubahan mutlak diperlukan.
Sejalan dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada pemerintah daerah, membuka kesempatan bagi setiap masyarakat mengisi pembangunan daerah. Pemuda sebagai elemen penting dalam pembangunan daerah, sudah sepatutnya memaknai dan mewarnai setiap kebijakan pembangunan daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan diri dan mengambil peran-peran strategis dengan mengedepankan perpsektif keberpihakan pada kemakmuran rakyat.
Dalam jejak rekamnya, pemuda acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan) dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Sebagai mana penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa demokrasi membebaskan dan mengijinkan masyarakat memilih calon pemimpin mereka dalam mengatur pemerintahan diberbagai bidang, namun nyatanya calon pemimpin kita telah disediakan oleh partai tertentu dan masyarakat diminta memilih sesuai dengan pilihannya masing-masing. Disinilah ketimpangan akan terjadi diman kehidupan masyarakat tidak akan berubah. Ketika pelaku politik tidak berpihak kepada golongan bawah, hanya memanfaatkan kepentingan politik untuk memperkaya diri sendiri dan golongannya.
Kesetaraan hanya berlaku bagi para elit politik, demokrasi saat ini masih rancu jauh dari arang ketika demokrasi yang digadang-gadang tidak masuk dalam substantive perundang-undangan yang berlaku, tegaknya keadilan, kerasnya hukum bagi yang melanggar, implementasi kebijakan yang terstruktural dan tersistem dalam basis pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang lebih maju, peningkatan perekonomian yang merata diseluruh tanah air. Banyak hal yang diharapakan terjadi bagi bangsa ini. Pemuda masih dalam persimpangan, bagaimana mereka menentukan arah dan kebijakan dalam melangkah dan mengawal demokrasi dinegara ini.
Masih banyak keraguan dibenak masyarakat, ketika mengharapkan pemudan bangsa ini menjadi calon pemimpin masyarakat, keraguan yang mendalam ketika sikap kritis pemuda saat ini masih dibayang-bayangi oleh kebutuhan hedonism kehidupan sehari-hari. Bagaimana generasi mendatang mampu merubah system demokrasi yang baik yeng berpegang teguh terhadap system keadilan dan kemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Pendidikan ini hharusnya terus digelorakan dengan semangat perubahan para pelaku elit politik yang dulu Berjaya dan bersuara lantang seharusnya mereka saat ini ditengah-tengah masyarakat untuk mendidik mereka memotivasi mereka untuk bersikap kritis terhadap demokrasi di Indonesia. Kepemimpinan yang berintergiritas dan benarbenar merakyat sulit untuk dicari saat ini, masyarakat pasrah karena pembodohan politik dan pembodohan masyarakat sudah tersistem. Media massa dan media elektronik kebanyakan hanya menampilkan sarana hiburan dbagi masyarakat seolah-olah mereka distir oleh pemangku kekuasaan saat ini. Bagaimana tidak sikap kritis media masa justru diperadilkan karena sikap mereka telah merusak nama baik dan menjurus kepada HAM.
Masyarakat ditipu dengan tangisan para pelaku koruptor, janji-janji manis mereka seolah hanya isapan jempol. Dimana pemuda saat ini “gantung saya di monas kalo terbukti korupsi serupiah pun” kata anas urbainingrum, exs ketua umum partai demokrat buktinya anas saat ini dijadikan tersangka bagaimana janji dia untuk digantung. Tentunya masyarakat berfikir ulang dinegara ini tidak ada hukum gantung bagi pelaku korupsi, bagaimana dengan hukuman bagi koruptor?. hukuman koruptor dibuat oleh pelaku politik dan penggagas perundang-undangan dengan dibuat hukuman yang sangat rendah. Sekali lagi diaman pemuda saat ini?
Banyak hal yang seharusnya menjadi beban bagi rakyat, uang hasil korupsi digunakan untuk memperkaya diri sendiri dan kepentingan partai dan golongan. Uang triliyunan atau sekitar 650 triliyun (baca suara merdeka bulan oktober 2013) yang saat ini dikorupsi oleh pelaku politik tidak pernah kembali, kalau pun kembali hanya 0.5 % dari total hasil korupsi. Inilah system strategis yang seharusnya pemuda harus kembali susun untuk membuat kembali ide-ide briliyan konsep-konsep pemikiran yang jitu bagaimana membuat system pemerintahan yang tepat dan adil untuk bangsa ini.
Konsolidasi public dan kegiatan-kegiatan yang bersifat massif untuk terus menyuarakan suara rakyat dengan berbagai cara sehingga rakyat tersentak. Dan tersadar bahwa sikap mereka saat ini dalam memilih pemimpin akan berpengaruh sangat berat bagai kehidupan mereka. Milyaran rupiah saat ini bias digunakan untuk membangun infrastruktur, dan permodalan bagi masyarakat. Trilyunan rupiah yang dikorupsi dapat digunakan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan ekonomi, penguatan sarana prasarana keamanan alutista, rumah bagi masyarakat dipemukiman kumuh, pembersihan rumah dibantaran kali, dan lain sebagainya.
Point pokok saat ini  adalah penegakan keadilan yang seadil-adilnya bagaimana system ini tidak disalah gunakan para pelaku dan calon pemimpin untuk mengambil celah menguras keuangan Negara dan memanfaatkan jalur-jalur tikus untuk kepentingan pribadi.
Siapa saja yang harus terlibat saat ini, tentusaja semua pihak bertanggungjawab untuk memperbaiki, pemuda adalah corongnya yang terus bergelora menyampaikan amanat rakyat meruntuhkan tirani yang berkuasa yang telah memanfaatkan system, para wakil rakyat yang hanya tidur saat membahas tentang rakyat, atau hanya wakil rakyat yang membuat peraturan perundang-undangan peradilan sesat. Dimana memulai semua ini. Harus  ada sebuah organisasi kepemudaan yang aktif untuk menggalang kekuatan bersama dan bersama rakyat mendorong tegaknya keadilan yang tepat.
“Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Gunung Semeru dari akarnya. Tapi berikan aku 10 orang pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”-Soekarno
Dari kutipan semangat soekarno tersebut pemudalah yang memiliki kekuatan lebih dalam mengusung perubahan, namun bias jadi sebaliknya. Pemuda atau Mahasiswa mempunyai kemampuan intelegensi yang mendukung akan setiap gerakan. Peran mahasiswa dalam mengkaji setiap kebijakan, membuat suatu formula atau konsep pembaharuan, dan sebagai penyambung lidah rakyat. Mengkaji setiap kebijakan yang sesuai dan bermanfaat bagi kehidupan sosial maupun sebagai langkah strategis menuju masyarakat sosialisme Indonesia.
Berikut ini merupakan beberapa gerakan pemuda Indonesia dalam perubahan bagi bangsa :
SEBELUM KEMERDEKAAN
a.      Perjuangan melawan kolonialis dan imperialis
Perjuangan pemuda dalam mengusir kolonialis Belanda maupun Portugis pada waktu itu. Perlawanan mereka yang begitu massif di dorong oleh keyakinan religious yang kuat. Menganggap perjuangan mereka sebagai jihad fi sabilillah. Tokoh-tokoh yang lahir seperti Imam Bonjol, Pattimura, Sisimangaraja, Dipanegoro, dll.
b.      SDI (Syarikat Dagang Indonesia)
Berdiri 16 Oktober 1905 dengan skala gerakan nasional. Konsentrasi perjuangan SDI adalah melawan kolonialisme dan membangun ekonomi mandiri bangsa. SDI didirikan oleh H. Samanhudi dan H.O.S Tjokroaminoto. Pergerakan SDI mendapatkan respon massif dan eskalatif dari masyarakat dengan didukung oleh kaum pemuda terbaik di zamannya.
c.       Boedi Oetomo
Berdiri 20 Mei 1908. Pergerakan Boedi Oetomo bergerak untuk kemaslahatan masyarakat. Cita-cita yang dibangun adalah menuju masyarakat yang bebas dari belenggu penjajah dan merdeka. Meskipun dalam pergerakannya lebih banyak kooperatif dengan penjajah.
d.      Perhimpunan Indonesia
Ciri khas gerakan pemuda organisasi Perhimpunan Indonesia adalah gerakan intelektual. Banyak pemuda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia adalah kalangan mahasiswa. Tokoh yang hadir pada saat itu ialah Mohammad Hatta. Perjuangan mereka tak lepas terhadap masalah kemerdekaan hakiki yang menjadi hak setiap bangsa. Berbeda dengan organisasi atau perhimpunan lainnya, Perhimpunan Indonesia berkonsentrasi terhadap media agitasi dan propaganda serta terhadap kajian-kajian intelektual.
e.       Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Sebuah momentum bagi pemuda bagi lahirnya sebuah pergerakan eskalatif pemuda yang begitu bergelora. Mendeklarasikan sebuah persatuan nasional, “kesatuan bahasa, bangsa dan tanah air! Yakni Indonesia” Semangat sumpah pemuda akan mengusir penjajah begitu menggelora dan mewujudkan Indonesia merdeka tanpa adanya penghisapan manusia terhadap manusia.
f.       Perlawanan terhadap agresi militer Jepang
Ketika takluknya Belanda ke tangan Jepang. Kini berganti baju yang kala itu dilakukan oleh Jepang. Berbeda dengan Belanda yang bersifat ekstraktif atau mengeksploitasi Sumberdaya alam, dan perkebunan skala luas. Tapi Jepang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya manusia untuk kebutuhan perang mereka.
PASCA KEMERDEKAAN
a.      Bandung Lautan Api
Beberapa tahun kemudian setelah proklamasi, Belanda melakukan agresi militer untuk merebut kembali sumberdaya alam serta manusia Indonesia. Agresi militer yang terbangun dibeberapa tempat seperti Bandung menjadi peristiwa yang monumental bagi sejarah Indonesia. Pengorbanan yang begitu besar dengan membumihanguskan kota, sehingga masyarakat mengungsi pada April 1946. Tentu tak lupa bagi kita melihat pengorbanan Mohammad Toha dalam melakukan aksi “bom syahid” di gudang persenjataan musuh di usia 19 tahun.
b.      Gerakan Mahasiswa Era 1965
Respon terhadap mahasiswa yang menyaksikan korupsi birokrasi dan ketimpangan sosial dan ancaman PKI (Partai Komunis Indonesia). Dalam situasi ini tak lepas dari kepentingan politik Negara Barat untuk menjatuhkan pemerintahan Soekarno. Imperialis Barat yang menganggap pemerintahan Soekarno tak bias kooperatif dalam pengelolaan sumberdaya alam. Nasionalisasi serta redistribusi akses produksi serta gerakan nasional Reforma Agraria sangat bertentangan bagi kepentingan Imperialis Barat.
Menganggap gerakan mahasiswa sebagai cara yang paling efektif digunakan untuk menghancurkan pemerintahan Soekarno. Dikenal Tritura (tiga tuntutan rakyat) yaitu;
1. Turunkan harga,
2. Rombak cabinet Dwikora,
3. Bubarkan PKI.
Gerakan mahasiswa yang didukung oleh TNI AD mendapatkan pressure yang sangat kuat bagi pemerintahan Soekarno. Akhir peristiwa kontroversial Gestok berhasil menjatuhkan Soekarno dari tahta Presiden sementara disatu sisi, gerakan mahasiswa pun didukung oleh masyarakat.
Lewat peristiwa yang sangat panjang tersebut akhirnya Soekarno lengser dan dijadikan tahanan politik di era setelahnya yaitu Soeharto. Soekarno adalah ancaman bagi pemerintahan tangan besi era Soeharto.
c.       Gerakan Mahasiswa Era 1974
Gerakan mahasiswa mempersoalkan dampak peminjaman hutang luar negeri, penjajahan lewat investasi, dan juga menuntut penghapusan Asisten Pribadi Presiden. Banyak mahasiswa ditangkap dan dipenjara akibat tuduhan kontroversial pengrusakan dan kerusuhan massal. Konsentrasi perjuangan mahasiswa ialah Jakarta. Puncaknya pada tanggal 15 Januari 1974 dikenal sebagai peristiwa MALARI (Lima Belas Januari).
Rezim militeristik dan tangan besi Soeharto berhasil menggagalkan aksi para demonstran. Serangan bertubi-tubi terhadap pemerintahan Soeharto terus lahir. Dengan gagasan yang cenderung sama ialah TURUNKAN SOEHARTO. Banyak kasus dimana aset-aset bangsa dikuasai asing dan keluarga serta krooni-kroninya. Rakyat kehilangan akses untuk memiliki hasil produksi mereka. Revolusi hijau yang menjadi kebijakan Soeharto terbukti untuk menciptakan skala pertanian luas yang dikuasai oleh pemilik modal. Rakyat tersingkir dari hak atas mengelola sumberdaya alam. Banyak kasus lainnya yang melatarbelakangi lahirnya pemberontakan di zaman Soeharto.
d.      Gerakan Mahasiswa Era 1978
Gerakan mahasiswa kembali lahir dengan isu yang berbeda yakni membubarkan organ ekstra kampus dan membuat Badan Pengawasan Kampus yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah. Kebijakan ini dikenal dengan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus). Setelah diterapkannya NKK/BKK, aksi yang dilakukan mahasiswa lebih sporadis dan incidental.
Dizaman Soeharto, mahasiswa mengalami pengkerdilan, de-politisasi, dan de-ideologisasi. Mahasiswa/rakyat dilarang berbicara permasalahan pemerintahan di depan publik terkait soal politik. Tekanan dari pemerintah terhadap mahasiswa membuat gerakan mahasiswa lebih massif lagi. Perilaku represif Soeharto terhadap gerakan mahasiswa tidak berhasil memukul mundur dan melemahkan semangat perjuangan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai Universitas dan Perguruan Tinggi lainnya.
e.       Gerakan Mahasiswa Era 1998
Akibat hutang pinjaman luar negeri yang begitu besar, dan krisis global akibat surat hutang (obligasi) Wall Street berdampak kepada Bank Amerika, menghantam krisis moneter di Indonesia. Harga barang melambung tinggi, pengangguran tinggi, kerusuhan massal, meningkatnya tindakan kriminalitas. Berbagai kasus tersebut kembali melatarbelakangi mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto turun dari tangkuh pemerintahan. Mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR sebagai pusat pemerintahan. Soeharto berhasil diturunkan setelah 32 tahun menjabat sebagai Presiden RI.
f.       Gerakan Mahasiswa Era Reformasi
Pasca jatuhnya Soeharto, mahasiswa di era-reformasi seolah-olah gagap terhadap kuasa pemerintahan yang berganti tangan dari Presiden represif melalui proses demokratis. Kroni-kroni Soeharto tetap duduk dalam kursi pemerintahan membawa agenda yang sama seperti terdahulunya dan kembali mengacaukan arah perjuangan mahasiswa. Mahasiswa kehilangan musuh lamanya, tetapi kini sudah berganti baju yang lebih soft dan damai.
Begitu banyak gerakan gerakan pemuda dalam membuat perubahan dinegeri ini hampir disetiap gerakan, selalu memiliki alasan kuat dalam mengusung perubahan yang diingikan, namun sepertinya para elit politik semakin cerdas bagaimana membungkam pemuda untuk tidak bersuara lantang melawan pemerintah dengan memberikan akses kenyamanan fasilitas dan pelayanan, secara sadar atau tidak penyuapan-penyuapan sporadic yang ditujukan pemuda sepertinya telah sukses.
“Hari ini adalah hasil perjuangan hari kemarin dan hari esok adalah perjuagan hari ini berdasarkan hasil-hasil kemarin. Fakta sejarah dan pengalaman adalah guru utama dalam kehidupan kita semua.” (Isi Pengantar: Buku Capita Selecta “AKU PEMUDA KEMARIN DI HARI ESOK”)
Lunturnya harga diri bangsa dan Lack of Leadership sudah menjadi hal yag dianggap biasa terjadi di Indonesia. Tanpa disadari, permasalahan itulah yang menyebabkan kerugian terbesar dan semakin rendahnya mental bangsa Indonesia. Mulai dari kemiskinan yang tidak henti, pendidikan rendah, sumber daya manusia lemah, sampai teknologi yang selalu ketinggalan dengan negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, dan Belanda. Bahkan kondisi alam Indonesia pun sudah tidak mendukung atau bersahabat dengan negara kita. Bencana alam terjadi di mana-mana. Masih banyak sekali permasalahan bangsa kita, mulai dari aspek hukum, keadilan, sistem pemerintahan, dan politik.
Sebagai pelaku intelektual (sebut mahasiswa), bisa jadi yang menjadi tiga hal mendasar tupoksi mahasiswa ada yang melupakan itu, yaitu sebagai agent of social, agent of control, dan agent of change. Sebagai pelaku utama dan agent of change, dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Itu harapan yang diinginkan dengan sejati. Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektual, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik.
Peran selanjutnya, yaitu sebagai agent of social dan agent of control yang mana peran ini merupakan fungsi kontrol terhadap pemerintah yang sangat perlu diawasi terus menerus. Sifat mahasiswa yang didasari idealisme tinggi akan menjadi kekuatan besar dalam mengawasi jalannya pemerintahan yang sudah tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Tambahan yang lainnya yaitu sebagai Iron Stock. Di sini mahasiswa sangat berperan besar dalam menyediakan sumber-sumber daya manusia dengan ideaisme yang tinggi dalam proses perubahan bangsa. Pemuda Indonesia harus dipersiapkan dengan baik untuk menjadi penerus pemerintahan. Mulai dari kejujuran, idealisme tinggi, tulus dan ikhlas dalam membawa bangsa.
Mahasiswa adalah pemuda yang akan menjadi generasi penerus bangsa untuk mengganti atau memperkuat generasi yang sudah tua. Jadi mahasiswa harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di pemerintahan nantinya, dan untuk itu di butuhkan mahasiswa yang bermental kuat sekuat besi. Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam aplikasinya, mahasiswa harus memiliki langkah strategis untuk menciptakan perubahan tersebut. Berdasarkan kondisi kampus sudah dipersiapkan dalam bidang kajian yang berbeda-beda dapat diklasifikasikan meliputi: keteknologian, sosial budaya, hukum dan politik, serta perekonomian. Negara yang demokratis memberi ruang yang sangat luas bagi rakyatnya untuk penyampaikan aspirasinya secara bebas dan bertanggung jawab. Pemuda pun punya andil besar dalam memahami konsep dasar bernegara yang demokratis. Karena setiap keputusan pasti ada resikonya. Jangan sampai pemuda berperan salah dalam implementasinya, ini jelas membahayakan generasi selanjutnya.
Semua bidang kajian itu ternyata dapat disatu padukan untuk menganalisis permasalahan bangsa dilihat dalam berbagai sudut pandang. Mulai dari pendidikan, ekonomi, keteknologian, serta pemerintahan. Itulah yang merupakan tonggak yang dapat dilakukan sebagai langkah strategis dalam revitalisasi mahasiswa sebagai solusi permasalahan bangsa Indonesia.
Kilas balik perjuangan pemuda bangsa ini patut menjadi teladan gerakan perubahan bangsa kita dalam merenggut kemerdekaan yang berdaulat bagi Indonesia tercinta. Banyak hal yang kemudian dapat kita lakukan demi perubahan bangsa ini. Berkarya menjadi nilai mutlak yang harus dilakukan para pemuda bangsa dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Melalui karya-karya positif pemuda, pada akhirnya bangsa kita benar-benar merasakan kemerdekaan penuh dari tangan-tangan pejabat yang tidak amanat, tangan-tangan pemuja hasrat kuasa sesaat, dan dari tangan-tangan para oknum yang tidak bertanggung jawab.
Inilah harapan terbesar bagi bangsa ini pemudapemuda yang tangguh, militant dan memiliki integritas tinggi dalam membawa perubahan menuju masyarakat Indonesia yang lebih baik diberbagai sector kehidupan.




kontribusi-pemuda-dalam-kepemimpinan-bangsa-masa-depan
peran-pemuda dalam mewujudkan negara demokratis
fahri hamzah “ peran pemuda islam dalam mengusung perubahan”
anis matta “pemuda sebagai agent perubahan”
sejarah demokrasi diindonesia “”airlanga
AlBank, H. Hatta, “PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN DALAM GERAKAN MAHASISWA KAMPUS 1970-AN SEBAGAI GERAKAN KOREKSI DAN NURANI BANGSA”. Makalah disajikan dalam ”Leadership & Organization, Building on Success (BOS) “The Chollege is Ours”. International Association of Students in Agriculture and Related Sciences (IAAS-INDONESIA, LC UNPAD), Jatinangor, 14 April 2007.
-            Habibie, Bachruddin Jusuf, Detik-detik yang Menentukan, Jakarta: THC Mandiri, 2006.
-            Vicaro, fabian, “Pemuda dan perannya sebagai agen perubahan bangsa Indonesia”http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/15/revitalisasi-mahasiswa-pemuda-masa-kini-sebagai-pemegang-estafet-tonggak-perubahan-bangsa/htm, diakses pada15 April 2013.
-            Yatin, Fathi, “Generasi Muda dan Perubahan”,  (www.dakwah.info).
-            Zainal, Ihsan – Pitut Soeharto, Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok, Jakarta: Jayasakti, 1981.

3 comments:

  1. semoga damai Tuhan bersama Anda.
    Apakah Anda seorang pebisnis atau wanita? Apakah Anda dalam setiap
    tekanan keuangan atau apakah Anda perlu dana untuk memulai
    bisnis Anda sendiri?
    a) Personal Loan, Ekspansi Bisnis.
    b) Business Start-up dan Pendidikan.
    c) Konsolidasi Utang.
    Nama: ..........................................
    Negara: .........................................
    Alamat: ..........................................
    Status Pernikahan: .......................................
    Sex: ................................................ ...
    Umur ................................................. ....
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: .........................
    Durasi Pinjaman: ...................................
    Personal Nomer HP: .......................
    bulanan
    Penghasilan: .....................................
    Terima kasih Dan Memberkati Tuhan
    email: marycoleloanscompany@gmail.com

    ReplyDelete
  2. thanks you so much your attention for this information may bye for next ... time ... thanks

    ReplyDelete
  3. Di muka hakim kolonial, pada bagian penutup dari pleidoi ”Indonesia Menggugat” (1930), Soekarno bertutur: ”Kami menyerahkan segenap raga dengan serela-relanya kepada tanah air dan bangsa… Juga kami adalah berusaha ikut mengembalikan hak tanah air dan bangsa atau peri kehidupan yang merdeka. Tiga ratus tahun, ya walau seribu tahun pun, tidaklah bisa menghilangkan hak negeri Indonesia dan rakyat Indonesia atas kemerdekaan itu.”

    Dengan pernyataan itu, Soekarno menambatkan perjuangan kemerdekaan Indonesia ke dalam jangkar “kebangsaan”. Suatu bangsa, menurut Ernest Renan, terbentuk karena dua hal: bersama-sama menjalani suatu riwayat dan mempunyai keinginan hidup menjadi satu.

    Merdeka Tanpa Kepemimpinan

    ReplyDelete